ANALISIS METABAHASA CERPEN “RAMBUTNYA JUMINTEN” KARYA RATNA INDRASWARI IBRAHIM: PERSPEKTIF SEMIOTIKA BARTHESIAN (Metalanguage Analysis of The Short Story “Rambutnya Juminten” by Ratna Indraswari Ibrahim: Barthesian Semiotics Perspective)

Muhammad Rosyid Husnul Waro'i

Abstract

This research aims to describe the metalanguage of the short story “Rambut Juminten” by Ratna Indraswari Ibrahim. For seeing the metalanguage dimensions, Roland Barthes’s semiotic theory is using in this research. This research is qualitative research using a descriptive method. Data collection has done through a literature study. The results of this study indicate that the connotative fields of the short story “Rambutnya Juminten”are the form of hair as men’s imagination upon women’s beauty and hair as a symbol of women’s obedience to men. Through mythical reading, this research also shows the ideologies that work beyond this short story, namely patriarchal ideology, gender equality ideology, and mother ideology. The metalanguage reading concerning the short story finds that patriarchal ideology is a dominant ideology, which is about the powerlessness of women against men.


Abstrak
Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna-makna metabahasa cerita pendek “Rambutnya Juminten” karya Ratna Indraswari Ibrahim. Untuk melihat dimensi metabahasa tersebut digunakan teori semiotika Roland Barthes. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa medan pemaknaan konotatif cerpen “Rambutnya Juminten” berupa; rambut sebagai imajinasi laki-laki tentang kecantikan perempuan dan rambut sebagai simbol ketertundukan perempuan terhadap laki-laki. Melalui pembacaan mitos, studi ini, juga menunjukkan ideologi-ideologi yang bekerja di balik cerpen ini yaitu ideologi patriarki, ideologi kesetaraan gender dan ideologi ibuisme. Secara lebih medalam, pembacaan metabahasa terhadap cerpen ini menemukan bahwa ideologi patriarki adalah ideologi yang sangat dominan, yaitu tentang ketidakberdayaan perempuan terhadap laki-laki.

Keywords

Cerita Pendek; Semiotika; Metabahasa

References

Althusser, L. (2010), Tentang Ideologi:

Strukturalisme Marxis, Psikoanalisis,

Cultural Studies. Yogyakarta: Jalasutra.

Barthes, R. (1974), S/Z. New York: Hill and

Wang.

Barthes, R. (1983), Mythologies. New York:

Hill and Wang.

Beauvoir, S. de. (2003), Second Sex: Kehidupan

Perempuan. Pustaka Promethea.

Budiman, M. (2004), Semiotika dalam Tafsir

Sastra; Antara Riffaterre dan Barthes

In Christomy & U. Yuwono (Eds.), Semiotika

Budaya. Depok: Pusta Penelitian

Kemasyarakatan dan Budaya Universitas

Indonesia.

Darma, B. (1983), Solilokui; Kumpulan Esai

Sastra. Jakarta: Gramedia.

Hoed, B. H. (2008). Semiotik dan Dinamika

Sosial Budaya. Depok: Universitas

Indonesia.

Ibrahim, R. I. (1993), Rambutnya Juminten.

Jakarta Kompas.

Ibrahim, R. I. (2004), Rambutnya Juminten. In

Lakon di Kota Kecil. Malang: Averroes

Press.

Jorgensen, M. W. (2007), Analisis Wacana,

Teori dan Metode. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Moleong, L. J. (2002), Metode Penelitian

Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nugroho, R. (2011), Gender dan Strategi

Pengarusutamaannya di Indonesia.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Saussure, F. de. (1990), Course in General

Linguistics. London: Duckworth.

Segers, R. T. (2000), Evaluasi Teks Sastra.

Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Setiawan, I. (2014), Eksominasi Politik dalam

Narasi: Konseptualisasi Pemikiran

Mitologis Roland Barthes dan Implikasi

Metodologisnya dalam Kajian Sastra.

Jentera, 3(1), 23–35. https://doi.org/

https://doi.org/10.26499/jentera.v3i1.430

Suryakusuma, J. (1991), State Ibuism: The

Social Construction of Womanhood

in the Indonesian New Order. Depok:

Komunitas Bambu.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.